Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

Rupiah Spot Rontok 0,30% Bertengger di Level Rp16.400 Per Dolar AS Pagi Ini

×

Rupiah Spot Rontok 0,30% Bertengger di Level Rp16.400 Per Dolar AS Pagi Ini

Sebarkan artikel ini
Rupiah
rupiah spot melemah berada di level Rp 16.400 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,15% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 16.375 per dolar AS.

Topikseru.com – Pada perdagangan Senin (15/9/2025) pagi pukul 09.10 WIB rupiah spot melemah berada di level Rp 16.400 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,15% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 16.375 per dolar AS.

Di Asia, rupiah spot melemah bersama beberapa mata uang lainnya. Pesso Filipina mencatat pelemahan terdalam yakni 0,30%.

Disusul dolar Taiwan yang melemah 0,17%, rupiah melemah 0,15% dan baht Thailand melemah 0,13%.

Sedangkan mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS pagi ini. Ringgit Malaysia menguat 0,44%, won Korea menguat 0,29%.

Dolar Singapura menguat 0,09%, yen Jepang menguat 0,07%, dolar Hong Kong menguat 0,05%, dan yuan China menguat 0,02% terhadap dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 97,64, naik dari akhir pekan lalu yang ada di 97,55.

Baca Juga  Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,13% Berada di Level Rp 16.561 Per Dolar AS Sore Ini

HFX International Berjangka: Rupiah Spot Bakal Menguat Ditopang Data Domestik dan Global

Rupiah spot diproyeksi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (15/9/2025).

Sebelumnya, berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,53% dari hari sebelumnya ke level Rp 16.375 per dolar AS pada Jumat (12/9/2025). Rupiah berdasarkan Jisdor Bank Indonesia juga menguat 0,47% ke Rp 16.391 per dolar AS.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, proyeksi pergerakan rupiah pada hari Senin (15/9/2025) akan sangat bergantung pada respons pasar terhadap data ekonomi terbaru, baik domestik maupun global.

Sentimen yang mendukung rupiah datang dari pelemahan indeks dolar AS, yang disebabkan oleh sinyal kebijakan moneter The Fed yang lebih longgar.

Data inflasi AS yang sesuai ekspektasi dan lonjakan angka pengangguran memperkuat keyakinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga.

“Jika sentimen global ini berlanjut, rupiah berpotensi mengalami penguatan terhadap dolar,” ujar Sutopo.