Namun, penguatan rupiah tersebut berbalik pada sesi-sesi selanjutnya setelah berita terkait kemungkinan perluasan mandat dari Bank Indonesia (BI) mendorong ketidakpastian di pasar keuangan domestik.
Pada akhir sesi, rupiah melemah 0,15 % ke level IDR16.440 per Dolar AS.
“Rupiah berpotensi bergerak sideways pada perdagangan di hari Rabu, sejalan dengan investor yang menantikan arah kebijakan moneter BI pada pengumuman di RDG (rapat dewan gubernur) BI besok,” ujar Josua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Josua memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga di level 5,00%. Dia juga memproyeksikan rupiah besok (17/9/2025) bergerak dalam rentang Rp 16.400 – Rp 16.500 per Dolar AS.
Analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, walau investor umumnya antusias akan stimulus pemerintah. Namun juga ada kekuatiran pada defisit fiskal. Kebijakan pelonggaran sendiri umumnya negatif bagi nilai mata uang.
Dia memperkirakan rupiah bisa berbalik menguat mengingat sentimen risk on yang masih kuat dan dolar AS yang terus melemah menjelang FOMC.
Namun sebelumnya investor menantikan hasil RDG BI yang diperkirakan akan menahan suku bunga, dan gubernur BI diperkirakan akan kembali mengulangi pernyataan untuk menjaga stabilitas rupiah.
Lukman memperkirakan rupiah pada Rabu (17/9/2025) bergerak di rentang Rp 16.350 – Rp 16.500 per dolar AS.
Halaman : 1 2