Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan, pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi keputusan Bank Indonesia (BI), bukan reshuffle-driven.
Lebih lanjut, Liza bilang, reshuffle baru jadi tailwind bila dibarengi disiplin fiskal dan 100-day plan yang jelas. Di mana, reshuffle jilid 2 sejauh ini bersifat netral hingga muncul detail eksekusi.
“IHSG tembus ke atas 8.000 lebih didorong pemangkasan BI Rate ke 4,75% yang menurunkan cost of fund dan memperbaiki risk appetite,” ujar Liza kepada Kontan, Kamis (18/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Liza menambahkan, fokus pasar kini pada kredibilitas fiskal 2026, sinkronisasi menteri keuangan baru dengan BI, serta realisasi penyaluran likuiditas (Rp 200 triliun) yang benar-benar masuk ke kredit riil. Pasar membeli policy clarity, bukan sekadar pergantian personel.
Secara taktis, Liza mengatakan, pelonggaran BI dan potensi easing global tetap supportive. Namun rerating medium-term butuh “3P”.
Yakni policy clarity (roadmap fiskal), proof of transmission (kredit & earnings), dan prudence (jangkar disiplin fiskal).
Liza memproyeksi, sektor pemenang awal dengan kondisi saat ini adalah saham bank besar dan consumer staples. Saham sektor properti & telko selektif tergantung kecepatan transmisi suku bunga dan dinamika capex/kompetisi.
Lalu, di surat berharga negara (SBN), perbaikan bid berpeluang jika kredibilitas fiskal terjaga.
Sementara itu, Satriawan Haryono, Chartist Maybank Sekuritas memproyeksikan, IHSG bisa bergerak ke level di 8.344.
Halaman : 1 2