Topikseru.com – Pada perdagangan Senin (22/9/2025) harga Bitcoin turun hingga ke bawah US$ 111.500 selama sesi pasar Asia di pasar spot.
Penurunan ini menempatkan Bitcoin (BTC) pada risiko kehilangan dukungan dari rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 50 hari jika candle hariannya ditutup di bawah US$ 113.200.
Reaksi bullish jangka pendek terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada Rabu lalu, mengangkat BTC ke US$ 117.500, tetapi reli tersebut gagal menciptakan terobosan bullish pada struktur, yang menyebabkan koreksi saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun terjadi penurunan, struktur pasar secara umum tetap konstruktif. Data CryptoQuant menunjukkan investor melakukan pembelian agresif saat harga sedang turun, dengan Indeks Premium Coinbase menunjukkan hasil yang sangat positif.
Hal ini menunjukkan bahwa permintaan spot AS memberikan bantalan terhadap tekanan penurunan yang lebih dalam.
Peneliti Bitcoin, Axel Adler Jr., mencatat bahwa permintaan spot tetap konsisten selama sebulan terakhir, dengan total permintaan mencapai 95.800 BTC.
Akumulasi yang berkelanjutan menjaga pergerakan harga tetap mendekati batas atas kisaran terbaru, meskipun pasar berjangka menunjukkan pelemahan jangka pendek.
Adapun dengan Bitcoin saat ini diperdagangkan di bawah US$ 113.000, tiga tingkat harga penting menonjol dari perspektif tren.
Pertama, zona permintaan antara US$ 110.700 dan US$ 113.200. Rebound tajam dari area ini akan mengonfirmasi bahwa penarikan baru-baru ini merupakan luapan leverage.
Analis kripto Dom mencatat bahwa pasar berjangka mengalami salah satu likuidasi posisi beli terbesar dalam beberapa bulan terakhir, dengan hampir 80% terkonsentrasi pada Bybit.
Peristiwa semacam itu seringkali mengubah kondisi pasar, membuka ruang untuk pergerakan lebih tinggi. Pemulihan yang cepat dari zona ini dapat mendorong BTC kembali ke atas US$ 117.000 dalam jangka pendek.
Kedua, jika pemulihannya lambat, Bitcoin mungkin akan bergeser ke arah likuiditas eksternal atau mencapai level support di sekitar US$ 107.200.
BTC telah berulang kali bergerak di antara titik tertinggi dan terendah dalam rentang waktu yang lebih tinggi sebelum melanjutkan tren yang lebih luas pada 2025.
Lalu dari sudut pandang musiman, September secara historis cenderung bearish, membuat skenario ini masuk akal sebagai guncangan jangka pendek sebelum momentum kenaikan yang lebih kuat memasuki kuartal-IV.
Hasil ketiga, dan yang paling bearish adalah penurunan jangka panjang di bawah US$ 107.200, yang berpotensi berlanjut hingga US$ 100.000.
Hal ini akan menandai pergeseran struktural menuju kondisi pasar yang bearish, dengan konsolidasi di level yang lebih rendah menandakan berakhirnya siklus saat ini.
3 Sinyal Peringatan untuk Harga Bitcoin di Pekan Terakhir September
Data historis menunjukkan bahwa bulan September membawa “kutukan” yang telah berlangsung lebih dari satu dekade. Bulan ini secara konsisten menjadi periode terlemah setiap tahunnya.
Dengan sisa waktu sekitar satu minggu, pola ini berpotensi kembali terjadi seiring munculnya sinyal negatif.
1. Sinyal On-Chain: SOPR Tunjukkan Profitabilitas Mulai Menyusut
Analis Joao Wedson, pendiri Alphractal, menyoroti bahwa indikator Spent Output Profit Ratio (SOPR) sedang mengeluarkan sinyal bearish.
Halaman : 1 2 Selanjutnya