Sedangkan mengacu Jisdor BI, rupiah melemah 0,17% ke posisi Rp 16.607 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi mencermati, dari sisi global, pelemahan rupiah terjadi seiring kondisi geopolitik yang terus memanas.
“Di mana, Rusia terus melakukan penyerangan terhadap wilayah Ukraina,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sedangkan secara internal, menurut Ibrahim, rupiah melemah sebagai respons terhadap sikap Menteri Keuangan Purbaya.
“Menkeu Purbaya sering memberikan statement berbau politis yang sebenarnya sangat disayangkan oleh pasar,” imbuhnya.
Untuk perdagangan Selasa (23/9/2025), Ibrahim melihat, pergerakan mata uang dipengaruhi antisipasi pasar terhadap bank sentral AS.
Pasalnya, pasar mencermati Federal Reserve alias The Fed kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) di bulan Oktober 2025.
“Sebagian besar ekonom mengatakan bahwa kemungkinan besar (The Fed) akan menurunkan (suku bunga acuan),” tambah Ibrahim.
Dus, untuk Selasa (23/9/2025), Ibrahim memprediksi rupiah akan melemah di kisaran Rp 16.600–Rp 16.650 per dolar AS.
Halaman : 1 2