Kondisi ini memperkuat argumen bahwa The Fed akan melanjutkan pelonggaran secara bertahap guna menjaga stabilitas pertumbuhan.
“Selain faktor kebijakan moneter, permintaan emas fisik dari bank sentral dunia kembali menjadi katalis positif. Societe Generale melaporkan pembelian emas oleh bank sentral mencapai 63 ton setelah sempat menurun pada periode musiman di Inggris, menyamai rata-rata pasca-2022,” jelas Tiffani.
Tiffani memproyeksikan level support terdekat untuk harga emas berada di kisaran US$ 3.703 hingga US$3.661 per troi ons. Sedangkan resistance terdekat terletak di US$ 3.768 hingga US$ 3.791 per troi ons.
Pengamat Komoditas, Ibrahim Assuabi mengatakan, pergerakan harga emas selanjutnya akan dipengaruhi sentimen geopolitik.
Diantaranya perang Rusia – Ukraina di Eropa hingga tensi geopolitik di Timur Tengah.
Berikutnya, harga emas dipengaruhi ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank sentral AS dalam pertemuan bulan Oktober.
Hal itu karena tanda melemahnya pasar tenaga kerja. Bank sentral AS diperkirakan menurunkan suku bunga 25 bps.
“Kemungkinan harga emas dunia akan sampai level US$ 3.800. Kalo harga di level US$ 3.800 tercapai, kemungkinan bisa ke US$ 4.000 pada akhir tahun 2025,” ujar Ibrahim.












