Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

IHSG Ditutup Menguat 85,16 Poin ke Level 8.125,20 di Akhir Perdagangan Selasa (23/9/2025)

×

IHSG Ditutup Menguat 85,16 Poin ke Level 8.125,20 di Akhir Perdagangan Selasa (23/9/2025)

Sebarkan artikel ini
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 85,16 poin atau 1,06% ke level 8.125,20 di pasar spot.

Top gainers LQ45 pagi ini terdiri dari:

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 2,51%
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) naik 1,53%
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) naik 1,09%
Top losers LQ45 pagi ini adalah:

PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) turun 2,93%
PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 2,31%
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) turun 1,52%

Research Retail MNC Sekuritas: IHSG akan Menguji Support di Level 7.983 dan Resistance di 8.100

Pada perdagangan Senin (22/9/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis di pasar spot. IHSG turun 0,14% ke level 8.040,03, meski sempat menguat di awal sesi.

Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai koreksi IHSG disertai tekanan jual. Namun secara teknikal, IHSG masih memiliki peluang melanjutkan penguatan.

“IHSG masih berpotensi naik ke rentang 8.098–8.155. Tetapi pada skenario terburuk, koreksi bisa cukup dalam ke level 7.383–7.534,” tulisnya dalam riset.

Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyebut secara teknikal IHSG masih berada dalam tren positif. Ia memperkirakan IHSG akan menguji support di level 7.983 dan resistance di 8.100.

Baca Juga  IHSG Ditutup Menguat 76,61 Poin Berada di Level 8.318,52 Sore Ini

Menurut Nafan, katalis pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) dan The Fed seharusnya menjadi angin segar bagi perekonomian domestik serta pasar saham.

“Namun saat ini pelaku pasar menanti rilis data M2 Money Supply Agustus 2025, yang menjadi salah satu indikator penting stabilitas ekonomi nasional,” jelasnya.

Selain itu, penguatan harga emas juga memberi sentimen positif pada emiten pertambangan emas.

Goldman Sachs bahkan memproyeksikan harga emas bisa menembus US$ 5.000 per troi ons di tengah ketidakpastian global, termasuk dinamika politik Amerika Serikat dan geopolitik internasional.

“Hal ini akan menguntungkan emiten emas seperti ANTM, ARCI, BRMS, HRTA, MDKA, PSAB, UNTR, serta tambahan emiten baru EMAS,” ungkap Nafan.

Katalis lain yang ditunggu investor adalah pencatatan perdana saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), di Bursa Efek Indonesia (BEI).

IPO EMAS dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 23 September 2025, dan diperkirakan akan menambah warna pada sektor pertambangan emas di pasar modal.