“Langkah ini meningkatkan ketidakpastian atas dampak ekonomi dari tarif Trump, dan memicu pergerakan risk-off di pasar keuangan yang lebih luas,” ujar Ibrahim, Jumat (26/9/205).
Untuk pekan depan, Ibrahim menuturkan, pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh data indeks harga PCE AS, yang menjadi tolok ukur inflasi pilihan The Fed untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga.
“Data tersebut akan dirilis Jumat malam dan diperkirakan akan menunjukkan inflasi inti tetap stabil di bulan Agustus,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sedangkan Lukman melihat, sepekan depan akan banyak data ekonomi. Dari domestik, adda data inflasi dan perdagangan. Adapun dari eksternal, data tenaga kerja AS (non-farm payrolls).
Menurut Lukman, sepekan depan rupiah masih dalam tekanan, dan BI dipastikan akan sangat aktif mengintervensi.
Lukman melanjutkan, pemerintah juga diharapkan memberikan penjelasan untuk menenangkan masyarakat seputar kebijakan ekspansif dan kenaikan suku bunga simpanan dolar AS oleh bank-bank pelat merah.
Pekan depan, Lukman pun menaksir rupiah bergerak di rentang Rp 16.600–Rp 17.000 per dolar AS.
Adapun Ibrahim memprediksi rupiah pekan depan akan dibuka di rentang Rp 16.730 – Rp 16.800 per dolar AS.
Halaman : 1 2