Topikseru.com – Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali menguat. Bitcoin naik 0,15 persen dalam 24 jam, tetapi masih melemah 4,86 persen sepekan.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 109.680 per koin atau setara Rp 1,83 miliar (asumsi kurs Rp 16.703 per dolar AS).
Ethereum (ETH) masih melemah. ETH turun 0,41 persen sehari terakhir dan 10,15 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 67 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0,83 persen, tetapi masih melemah 6,88 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 16,1 juta per koin.
Harga Bitcoin Akan Melejit di Oktober 2025
Data pasar memperlihatkan pola menarik yang terus berulang. Pada 2024, Bitcoin naik 7,29% di September, kemudian melonjak 10,76% di Oktober.
Lebih jauh ke belakang, pada 2023, BTC hanya naik 3,91% di September, namun dilanjutkan dengan lonjakan 28,52% di Oktober. Konsistensi ini semakin memperkuat keyakinan investor bahwa pola Uptober bukan sekadar kebetulan.
Para analis menilai bahwa tren ini juga menciptakan efek psikologis di pasar. Ketika investor dan trader bersiap menyambut reli Oktober, mereka cenderung memperbesar eksposur ke BTC.
Hal tersebut menciptakan dorongan beli yang kuat, sehingga prediksi kenaikan justru berpotensi menjadi ramalan yang terwujud dengan sendirinya. Aliran dana dari investor ritel maupun institusi pada akhirnya memperkuat narasi Uptober.
Halving dan Efek Pasokan Bitcoin
Salah satu faktor yang membuat optimisme Uptober semakin masuk akal adalah halving yang terjadi pada April 2024. Peristiwa ini memangkas imbalan penambangan Bitcoin hingga 50%, menciptakan guncangan pasokan di pasar. Secara historis, tahun-tahun setelah halving selalu diikuti dengan periode pertumbuhan signifikan.
Contoh nyata bisa dilihat pada 2016 yang memicu reli spektakuler di 2017, ketika harga Bitcoin naik dari ratusan dolar menjadi hampir Rp334 juta ($20.000).
Hal serupa terjadi pada 2020, yang kemudian diikuti reli besar pada 2021 hingga mencapai puncak sekitar Rp1,15 miliar ($69.000). Uptober tahun ini dinilai cocok dengan pola tersebut, di mana berkurangnya pasokan bertemu dengan permintaan yang terus meningkat.
Faktor Makroekonomi yang Menguntungkan
Selain faktor teknikal, kondisi makroekonomi juga ikut mendukung reli crypto. Federal Reserve pada September 2025 memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Keputusan ini meningkatkan kepercayaan investor terhadap aset berisiko, termasuk cryptocurrency.






