“Langkah ini meningkatkan ketidakpastian atas dampak ekonomi dari tarif Trump, dan memicu pergerakan risk-off di pasar keuangan yang lebih luas,” ujar Ibrahim.
Untuk pekan depan, Ibrahim menebak, pergerakan rupiah akan dipengaruhi data indeks harga PCE AS, yang menjadi tolok ukur inflasi pilihan The Fed untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga.
“Data tersebut akan dirilis Jumat malam dan diperkirakan akan menunjukkan inflasi inti tetap stabil di bulan Agustus,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sedangkan Lukman memprediksi, sepekan depan akan banyak data ekonomi. Dari domestik, ada data inflasi dan perdagangan. Adapun dari eksternal, data tenaga kerja AS (non-farm payrolls).
Menurut Lukman, sepekan depan rupiah masih dalam tekanan, dan BI dipastikan akan sangat aktif mengintervensi.
Pemerintah juga diharapkan memberikan penjelasan untuk menenangkan masyarakat seputar kebijakan ekspansif dan kenaikan suku bunga simpanan dolar AS oleh bank-bank pelat merah.
Lukman memprediksi rupiah bergerak di rentang Rp 16.600–Rp 17.000 per dolar AS pada Senin (29/9/2025).
Adapun Ibrahim memperkirakan rupiah pekan depan bergerak di rentang Rp 16.730 – Rp 16.800 per dolar AS.
Halaman : 1 2