Karmed, yang sudah 10 tahun berkecimpung di dunia thrifting, mengenang perjalanan panjang industri ini.
“Dulu sekitar 2015, thrifting cuma ramai di Kaskus dan Facebook. Tapi setelah ada Instagram dan TikTok, thrifting makin dikenal luas. Permintaan pun makin tinggi,” ujarnya.
Platform digital mengubah wajah thrifting, dari lapak kaki lima menjadi brand fashion alternatif dengan komunitas setia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Cerita Fardan: Jatuh Cinta pada Thrifting karena Pandemi
Fardan, salah satu pengunjung festival, datang dengan santai memakai hoodie oversized dan sneakers retro. Ia mengaku mulai jatuh cinta pada thrifting sejak pandemi Covid-19.
“Awalnya karena nggak bisa keluar rumah, jadi belanja online. Lama-lama keterusan,” katanya sambil tertawa.
Alasan utamanya? Harga miring untuk barang branded.
“Lebih ke budget ya. Rasanya puas bisa dapet streetwear keren tapi murah,” tambahnya.
Penulis : Agus Sinaga
Editor : Muchlis
Halaman : 1 2