Sementara, rupiah Jisdor juga menguat 0,56% ke level Rp 16.680 per dolar AS pada perdagangan yang sama.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan rupiah di awal pekan ini terjadi karena sentimen pelemahan dolar AS yang dimulai sejak hari Jumat (26/9/2025) lalu.
Koreksi dolar AS lantaran data-data ekonomi AS yang mendukung ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed hingga 50 basis poin (bps) di sisa tahun 2025. Alhasil, sebagian besar mata uang Asia pun cenderung menguat pada perdagangan Senin (29/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Probabilitas pemotongan suku bunga pada FOMC di bulan Oktober dan Desember tercatat sebesar 68% kemarin, meningkat dibandingkan pada hari Kamis sekitar 60%,” ujarnya kepada Kontan, Senin (29/9).
Pada perdagangan hari Selasa (30/9) ini, rupiah diperkirakan melemah terbatas akibat dari potensi penguatan data-data AS, yakni pending home sales AS.
Josua pun memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.650 – Rp 16.750 per dolar AS.
Halaman : 1 2