Bila selisih yield antar kedua negara terlalu kecil, investor asing akan lebih melirik pasar AS sehingga risiko capital outflow dari pasar modal domestik semakin besar.
Tak hanya itu, sentimen global seperti arah nilai tukar rupiah dan otot dolar AS, yield obligasi pemerintah AS, juga kondisi geopolitik bisa ikut jadi penentunya.
Pun, realisasi stimulus fiskal yang sudah diinjeksi pemerintah seperti penempatan dana Rp 200 triliun di bank-bank pelat merah juga belanja APBN akhir tahun bakal jadi katalis gerak IHSG hingga akhir tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak kalah penting, hasil kinerja emiten di kuartal III dan kuartal IV turut jadi penentu arah IHSG ke depan, khususnya sektor perbankan, komoditas, dan konsumer.
Nico menambahkan, faktor window dressing pun diharapkan menjadi pendorong tambahan laju IHSG pada kuartal IV.
Strategi Investasi
Di tengah berbagai sentimen ini, Felix menyarankan investor sebaiknya lebih selektif dalam berinvestasi. Saat tren net sell asing masih jumbo, menurutnya akan lebih aman bila investor lebih fokus pada saham berfundamental kokoh dan yang mendapat banyak dukungan sentimen domestik.
Felix menyebut, sektor bank berkapitalisasi pasar besar jadi salah satunya, karena pergerakan harga saham bank menurutnya cenderung sejalan dengan aliran dana asing.
Selain itu, sektor consumer staples dan retail pun menurutnya bisa diuntungkan oleh sentimen belanja akhir tahun dan potensi daya beli masyarakat Indonesia yang stabil.
Juga, sektor energi terbarukan dan komoditas seperti nikel dan emas bisa dijadikan pilihan lindung nilai (hedge) di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global saat ini.
Saham-saham sektor tersebut, ditambah sektor teknologi, menurut Nico bisa jadi pilihan sebab berpotensi mendapatkan sentimen positif dari aksi window dressing.
Halaman : 1 2