“Sentimen risk-on di pasar ekuitas juga mendukung rupiah pekan ini,” jelas Lukman.
Di sisi lain, indeks dolar AS yang tertekan khususnya karena data Laporan Perubahan Tenaga Kerja Non-Pertanian ADP (ADP Nonfarm Employment Change) yang melemah.
Pekan depan, Lukman memproyeksi rupiah akan bergerak fluktuatif seiring risalah pertemuan FOMC Federal Reserve. Pasar menduga, pidato Ketua The Fed Jerome Powell, mengenai arah kebijakan moneter The Fed akan cenderung bernada hawkish.
Dari domestik, rilis cadangan devisa yang diprediksi naik ke US$ 159 miliar akan turut menyetir gerak rupiah pekan depan.
“Secara umum, perkembangan sentimen domestik belum sepenuhnya positif, penguatan belakangan ini yang hanya didasari pernyataan-pernyataan pemerintah tidak akan bisa bertahan lama,” katanya.












