Baht Thailand melemah 0,07%, dan rupiah melemah 0,03% terhadap dolar AS.
Sedangkan dolar Hong Kong menjadi satu-satunya mata uang yang menguat terhadap dolar AS pagi ini dengan kenaikan 0,004%.
Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 98,04, naik dari akhir pekan lalu yang ada di 97,72.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rupiah akan Ditopang Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Pada perdagangan Senin (6/10/2025) ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) masih akan menjadi penopang rupiah di pasar spot.
Berdasarkan data yang dilansir dari Bloomberg, pada Jumat (3/10/2025), rupiah ditutup menguat 0,21% ke level Rp 16.562 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah juga ditutup menguat tipis 0,006% ke posisi Rp 16.611 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi melihat, penguatan rupiah terjadi seiring data ketenagakerjaan swasta AS yang lemah dalam sepekan.
“Hal ini membuat investor sebagian besar fokus pada pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Oktober,” ujarnya.
Dari domestik, Ibrahim mencermati penguatan mata uang Garuda dipicu oleh BI yang mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 tetap terjaga.
Untuk Senin (6/10/2025), Ibrahim memandang, rupiah masih akan ditopang ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed di bulan Oktober yang meningkat.
“Maka, untuk perdagangan Senin, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.520 – Rp 16.560 per dolar AS,” pungkasnya.
Halaman : 1 2