Topikseru.com – Pada penutupan pasar Selasa (7/10/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat 0,36% ke level 8.169 di pasar spot.
IHSG bahkan sempat menyentuh level intraday tertinggi baru di level 8.217.
Secara teknikal, VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi melihat, terjadi spinning top dari pola candlestick di penutupan IHSG hari ini. Indikator MACD masih menunjukkan tren yang melandai, katanya, meski RSI mengalami kenaikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami melihat pasar masih merespon positif oleh penguatan nilai rupiah terhadap USD dan juga cadangan devisa Indonesia yang cenderung menurun di periode September 2025 menjadi US$148,7 miliar dari bulan sebelumnya US$150,7 miliar,” jelas Audi.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang juga sependapat. Kata dia, cadangan devisa ini masih mampu membiayai 6,2 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang, di atas standar internasional yakni 3 bulan impor.
Selain itu, penguatan ini juga dipicu oleh kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia dari 4,7% secara tahunan (YoY) menjadi 4,8% YoY tahun ini. Angka ini sama dengan prediksi pertumbuhan tahun depan.
“Proyeksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ini searah dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik yang diperkirakan lebih tinggi dari perkiraan April 2025, namun masih lebih rendah dibandingkan tahun 2024,” urai Alrich.
Adapun demi menjaga daya beli, pemerintah juga memutuskan untuk tak menaikkan tarif listrik bagi pelanggan PLN di kuartal IV tahun ini. Hal tersebut turut memengaruhi gerak IHSG hari ini.
Adapun secara teknikal, indikator Stochastic RSI dilihat Alrich bergerak di area pivot dan terjadi penyempitan negative slope MACD dengan potensi membentuk golden cross.
Halaman : 1 2 Selanjutnya