Selain itu, pasar juga cenderung berhati-hati menjelang rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC).
Kekhawatiran muncul terkait kemungkinan perubahan sikap The Fed menjadi lebih dovish, terlebih setelah Amerika Serikat menghadapi penghentian sementara operasional pemerintah (government shutdown).
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menambahkan pelemahan IHSG turut dipengaruhi faktor teknikal dan tekanan dari mayoritas bursa global yang bergerak negatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Aksi ambil untung pada saham-saham konglomerasi sempat terjadi pagi tadi, ditambah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” ujarnya.
Meski demikian, peluang penguatan IHSG masih terbuka pada perdagangan Kamis (9/10/2025).
Herditya memproyeksikan level support di 8.129 dan resistance di 8.180. Sejumlah saham juga menjadi sorotan investor, antara lain EXCL di kisaran Rp 2.700–Rp 2.770 per saham, INDF di Rp 7.425–Rp 7.700, serta AKRA di rentang Rp 1.195–Rp 1.230.
Sementara itu, Audi memperkirakan IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah di kisaran support 8.103 dan resistance 8.230. Menurutnya, indikator teknikal seperti MACD menunjukkan tren melandai dan RSI yang terus menurun.
Faktor global juga masih membayangi pergerakan bursa. Harga emas yang menembus rekor baru di atas US$ 4.000 per ons troi berpotensi membuat investor mengalihkan asetnya ke instrumen safe haven.
Dari sisi domestik, pasar juga menunggu rilis data penjualan ritel yang diperkirakan hanya tumbuh 3,9% year on year pada September 2025, lebih rendah dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Untuk perdagangan hari ini, Audi merekomendasikan saham ANTM dengan strategi trading buy, pada level support Rp 3.140 per saham dan resistance Rp 3.740.
Halaman : 1 2