“Tumbuhan nipah punya banyak potensi ekonomi. Hanya saja, masyarakat belum sampai pada tahap pengolahan produk turunannya,” ujar Hans Tarigan, Sekretaris AP2SI Sumut, saat ditemui di kantor AP2SI, Jalan Bunga Cempaka, Medan Selayang, Kamis (9/10/2025).
Potensi Produk Turunan Nipah
Hans menjelaskan bahwa sebenarnya tumbuhan nipah dapat diolah menjadi beragam produk bernilai tinggi, mulai dari daun, buah hingga lidi, antara lain:
- Daun nipah: digunakan untuk pembungkus rokok tradisional,
- Buah nipah: dapat diolah menjadi sirup atau bahan pangan fermentasi alami,
- Lidi nipah: bisa dijadikan produk kerajinan tangan, seperti anyaman dan suvenir.
Namun, Hans mengakui bahwa kendala terbesar saat ini adalah penguatan kelompok dan akses permodalan.
“Kami masih berupaya memperkuat kapasitas masyarakat agar bisa menjaga hutan sambil memproduksi nilai ekonomi. Tapi, tanpa dukungan modal, sulit untuk naik kelas ke produksi turunan,” katanya.
Dorongan Dukungan dari Pemerintah dan Perusahaan
Untuk mengatasi hambatan tersebut, AP2SI Sumut kini aktif mencari dukungan dari pemerintah daerah dan sektor swasta agar dapat membantu kelompok tani melalui skema permodalan atau kemitraan berkelanjutan.
Menurut Hans, kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan agar produk turunan nipah bisa dikembangkan menjadi komoditas unggulan lokal Sumatera Utara, terutama dalam konteks ekonomi hijau dan pemberdayaan masyarakat hutan.
“Kami ingin agar masyarakat di sekitar kawasan hutan tidak hanya menjaga, tapi juga menikmati hasilnya secara adil dan berkelanjutan,” ujarnya.
Tentang AP2SI: Jembatan Rakyat dan Hutan
Sebagai organisasi pendamping, AP2SI Sumut berfokus pada pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan perhutanan sosial, yakni program nasional yang memberi akses legal bagi warga untuk mengelola kawasan hutan secara lestari.
Melalui program ini, kelompok seperti KT Nipah tidak lagi dipandang sebagai perambah, melainkan penjaga hutan sekaligus pelaku ekonomi hijau.












