Topikseru.com – Pada perdagangan Jumat (10/10/2025) pukul 09.05 WIB Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka langsung jatuh ke zona merah pada perdagangan pagi ini, setelah kemarin menguat signfikan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI, IHSG melemah 0,15% atau terpangkas 12,73 poin ke elvel 8.238,20.
IHSG tertekan penurunan tiga indeks sektoral dari total 11 sektor di BEI. Sektor yang turun paling dalam adalah keuangan, properti dan real estate serta perindustrian. Sementara sektor lainnya terpantau menguat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Total volume perdagangan saham di BEI pagi ini mencapai 2,15 miliar dengan nilai transaksi tembus Rp 1,68 triliun. Ada 188 saham yang terkoreksi, 255 saham menguat dan 182 saham stagnan.
Top losers di LQ45 adalah:
1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 2,59% ke Rp 3.760 per saham
2. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 2,20% ke Rp 4.010 per saham
3. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) 2,02% ke Rp 1.210 per saham
Top gainers di LQ45 adalah:
1. PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) 5,45% ke Rp 580 per saham
2. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) 3,14% ke Rp 460 per saham
3. PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) 2,69% ke Rp 4.240 per saham
Analis MNC Sekuritas: IHSG akan Melanjutkan Relinya di Rentang Support 8.233 dan Resistance 8.272
Pada akhir perdagangan Kamis (9/10/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,04% ke level 8.250 di pasar spot. Indeks juga sempat menyentuh level intraday tertinggi baru di 8.272.
Secara sektoral, sektor transportasi membukukan kenaikan tertinggi yakni 3,44%, sementara sektor teknologi mengalami koreksi terdalam yakni 1,65%.
Menanggapi hal tersebut, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi pendorong laju IHSG hari ini.
Selain itu, dia juga mencermati adanya rebound pada saham perbankan yang memiliki bobot besar sehingga mengerek naik IHSG.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang mencermati, sinyal terjadinya aksi window dressing juga sudah mulai tampak.
Sedikit informasi, window dressing merupakan strategi mempercantik kinerja di akhir periode pelaporan jelang akhir tahun atau kuartal dengan membeli saham-saham unggulan.
“Mengingat rata-rata secara historis selama 10 tahun terakhir, IHSG cenderung membukukan kinerja positif di bulan Oktober,” jelas Alrich.
Halaman : 1 2 Selanjutnya