Mengacu data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 16.568 per dolar AS, menguat tipis 0,03% dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya.
Sementara berdasarkan kurs Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah juga tercatat menguat 0,04% ke posisi Rp 16.534 per dolar AS.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai, penguatan rupiah yang terbatas mencerminkan sikap wait and see pelaku pasar terhadap dinamika ekonomi dan politik global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Investor masih mengantisipasi perkembangan politik global, mulai dari Jepang hingga Eropa,” ujar Josua.
Untuk perdagangan Jumat (10/10), Josua memperkirakan rupiah masih akan bergerak terbatas seiring investor menunggu kejelasan soal potensi penutupan pemerintahan (government shutdown) di AS.
“Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, rupiah berpotensi melemah dan bergerak dalam kisaran Rp 16.500–Rp 16.600 per dolar AS,” tambahnya.
Halaman : 1 2