Terbaru, Kementerian Keuangan mengumumkan akan menggelontorkan paket stimulus ekonomi tambahan yang difokuskan bagi masyarakat miskin dan rentan pada kuartal IV-2025.
“Kalau misalkan stimulus tersebut tepat sasaran, dampaknya akan dapat memberikan dampak positif pada perekonomian Indonesia di kuartal empat tahun ini,” kata Nafan.
Selain itu, lanjut Nafan, stabilitas nilai tukar rupiah juga turut memberikan sentimen positif tambahan bagi IHSG. Ini ditambah dengan kucuran kebijakan moneter yang dilakukan oleh BI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sentimen juga dapat dari The Fed, yang berpeluang untuk memangkas suku bunga acuan dalam FOMC di akhir Oktober 2025 dan menanti arah kebijakan The Fed di Desember,” ucapnya.
Strategi investasi
Head of Research & Education Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mencermati dalam beberapa tahun terakhir sebenarnya fenomena window dressing justru terjadi di November dan investor cenderung wait and see di Desember.
“Di 2025, mungkin hal tersebut bisa terulang. Biasanya window dressing, pelaku pasar akan memilih saham-saham dengan fundamental bagus tetapi harga sahamnya murah atau terdiskon banyak,” katanya belum lama ini.
Dia mencontohkan, saham-saham di sektor perbankan khususnya empat saham perbankan besar yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sudah mengalami penurunan harga saham tajam.
Sementara, Indy menyarankan investor untuk tetap selektif dan memilih saham dari sektor defensif seperti konsumer atau juga bisa memantau laporan keuangan perbankan apakah ada pemulihan dari sisi profitabilitas.
Menurutnya, kalau ada pemulihan profitabilitas dari emiten perbankan bisa dipertimbangan untuk akumulasi ketika harga rendah. Indy merekomendasikan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan target di Rp 8.000, BBRI di Rp 5.025 dan BMRI di Rp 5.200.
Setali tiga uang, Nafan menambahkan investor bisa melakukan akumulasi beli pada saham dengan prospek yang solid. Dia bisa menerapkan strategi buy on dip atau merealisasikan keuntungan jika diperlukan.
Saham pilihan Nafan untuk akhir tahun ini jatuh pada BBCA,PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) LSIP, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Astra Otopart Tbk (AUTO), BBNI, BBRI, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), BMRI, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS),PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA),PT Perusahaan Listrik Negara Tbk (PGAS), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) dan PT Sido Muncul Tbk (SIDO).
Halaman : 1 2