Selain itu, rupiah terpengaruh oleh shutdown pemerintah AS yang tidak jelas kapan berakhir, dan data – data ekonomi AS akan sangat minim.
Perdamaian di Gaza bisa mendukung mata uang – mata uang emerging market seperti rupiah oleh sentimen risk on. Namun kekhawatiran bubble yang terus menerus digaungkan oleh pakar – pakar dan institusi hingga IMF bisa membalikkan sentimen ke risk off dan menekan rupiah.
Lukman memproyeksikan, rupiah sepekan ke depan akan berkisar Rp 16.450 – Rp 16.750 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sisi lain, pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah juga dipengaruhi sentimen menurunnya cadangan devisa yang menurun menjadi US$ 148,7 miliar per September 2025.
Ini lebih rendah dari posisi pada akhir Agustus 2025 sebesar US$ 150,7 miliar. Dengan demikian, cadangan devisa turun sebesar US$ 2 miliar pada September 2025.
Perkembangan cadangan devisa tersebut dipengaruhi antara lain oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Ibrahim memperkirakan, rupiah pada pekan depan bergerak di rentang Rp 16.450 – Rp 16.700 per dolar AS.
Halaman : 1 2