Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

Analis Pasar: Rupiah Spot Bakal Bergerak Fluktuatif Tapi Cenderung Melemah di rentang Rp 16.600–Rp 16.650 Per Dolar AS

×

Analis Pasar: Rupiah Spot Bakal Bergerak Fluktuatif Tapi Cenderung Melemah di rentang Rp 16.600–Rp 16.650 Per Dolar AS

Sebarkan artikel ini
Rupiah Spot
rupiah spot melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup di level Rp 16.603 per dolar AS, melemah 0,18% dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.573 per dolar AS.

Topikseru.com – Pada perdagangan Selasa (14/10/2025) rupiah spot melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup di level Rp 16.603 per dolar AS, melemah 0,18% dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.573 per dolar AS.

Menanggapi hal tersebut pengamat ekonomi dan mata uang Ibrahim Assuaibi dari PT Laba Forexindo Berjangka, pelemahan rupiah hari ini utamanya disebabkan oleh sentimen eksternal, khususnya ketegangan baru antara Amerika Serikat dan China.

“Trump kembali mengancam akan memberlakukan tarif hingga 100% terhadap produk China. Beijing menanggapinya dengan menjatuhkan sanksi terhadap beberapa perusahaan AS. Ketegangan ini langsung menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah,” jelas Ibrahim dalam risetnya.

Namun demikian, Ibrahim menilai pasar masih menaruh harapan pada pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan akhir bulan ini.

Baca Juga  Rupiah Spot Menguat 0,03% Berada di Level Rp16.567 Per Dolar AS Pagi Ini

Jika pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan positif, risiko global bisa mereda dan memberi ruang pemulihan bagi rupiah.

Selain faktor eksternal, pasar juga menunggu pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang akan membahas arah kebijakan moneter dalam forum tahunan Asosiasi Ekonomi Bisnis Nasional di Philadelphia.

Di sisi lain, kondisi ekonomi Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang baik. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 mencapai 5,12%, didorong konsumsi rumah tangga dan investasi yang solid.

Sementara itu, ekspor Indonesia pun tumbuh 7,8% secara tahunan berkat hilirisasi mineral, terutama nikel dan tembaga.