Topikseru.com – Pada perdagangan 20 Oktober 2025 Bitcoin (BTC) mengalami kenaikan hampir 4% dan sempat diperdagangkan di kisaran $111.346, memperpanjang tren pemulihan pasar kripto secara keseluruhan.
Meskipun mengalami rebound, harga Bitcoin masih tercatat turun 3,8% dalam 30 hari terakhir, menandakan bahwa momentum bullish belum sepenuhnya pulih.
Namun, sejumlah metrik on-chain dan sinyal teknikal mengindikasikan bahwa Bitcoin berpotensi melakukan dorongan yang lebih kuat—terutama jika mampu menembus level resistance kunci. Lalu, bagaimana pergerakan harga Bitcoin hari ini?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Harga Bitcoin Naik 0,79% dalam Waktu 24 Jam
Pada 21 Oktober 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level $109,526 atau setara dengan Rp1.824.001.800, naik 0,79% dalam 24 jam terakhir. Sepanjang periode ini, BTC menyentuh level terendahnya di Rp1.808.966.561 dan harga tertingginya di Rp1.858.965.336.
Saat penulisan, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar Rp36.212 triliun, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir yang naik 15% menjadi Rp974,94 triliun.
Lebih Banyak Pemegang Mulai Membeli Lagi, Tanda Kepercayaan Pasar Mulai Pulih
Rasio Akumulasi Pemegang (Holder Accumulation Ratio/HAR), yang mengukur seberapa banyak pemegang aktif menambah posisi dibandingkan yang mengurangi, menunjukkan peningkatan kepercayaan pasar.
Meski sempat menurun sejak 13 September dan mencapai titik terendah di 52,91% pada awal Oktober, rasio ini telah naik kembali menjadi 55,53%. Ini mengindikasikan bahwa perilaku akumulasi mulai muncul kembali.
Ketika HAR berada di atas 50%, ini biasanya menandakan bahwa pemegang jangka panjang sedang membeli lebih banyak daripada menjual—sebuah sinyal bullish.
Sinyal positif juga datang dari metrik Net Unrealized Profit/Loss (NUPL), yang menunjukkan apakah pasar secara keseluruhan berada dalam posisi untung atau rugi. Setelah mencapai level terendah tiga bulan di 0,48 pada 17 Oktober, nilai NUPL mulai menunjukkan tren naik.
Karena NUPL masih berada di bawah 0,50 dan dekat level terendah tiga bulan, tekanan jual akibat ambil untung (profit-taking) belum menjadi hambatan signifikan saat ini.
Halaman : 1 2 Selanjutnya