Dalam jangka pendek, Tiffani menilai pasar akan fokus pada arah kebijakan suku bunga The Fed menjelang pertemuan Oktober. Saat ini, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin mencapai 99%, dengan potensi pelonggaran lanjutan pada Desember.
Selain itu, data inflasi konsumen (CPI) AS yang akan dirilis akhir pekan ini juga bisa menjadi katalis penting bagi pergerakan dolar AS dan imbal hasil obligasi AS.
Meski harga emas sempat terkoreksi, Tiffani tetap menilai prospek emas masih positif hingga akhir 2025. “Tren suku bunga yang cenderung menurun dan risiko pelemahan dolar AS menjadi faktor pendukung utama,” ujarnya.
Ia menyarankan investor agar tetap memantau pergerakan harga emas secara bertahap sambil menunggu arah kebijakan The Fed.
“Dalam jangka pendek, fase koreksi saat ini bisa dimanfaatkan untuk mengevaluasi posisi,” kata Tiffani.
Untuk jangka panjang, ia menilai emas masih penting sebagai instrumen diversifikasi portofolio, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global dan potensi pelemahan dolar AS pada paruh akhir tahun.
Tiffani memproyeksikan harga emas dapat bergerak di kisaran US$ 4.300–US$ 4.450 per ons troi pada akhir tahun 2025.












