Kemudian, dari eksternal, pergerakan mata uang juga dipengaruhi oleh penutupan pemerintahan AS memasuki hari ke-22 pada hari Rabu.
“Ini menandai hari terpanjang kedua dalam sejarah, dengan negosiasi antara Gedung Putih dan Kongres masih menemui jalan buntu,” kata Ibrahim.
Untuk perdagangan Jumat (24/10/2025), Ibrahim melihat pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh data ekonomi AS dengan fokus pada Indeks Harga Konsumen (IHK) dan pembacaan awal Indeks Manajer Pembelian (PMI) Global S&P untuk bulan Oktober yang akan dirilis.
“Lebih lanjut, pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga 25 basis poin oleh The Fed sebagai sesuatu yang hampir pasti,” imbuhnya.
Maka untuk Jumat (24/10/2025), Ibrahim memproyeksikan rupiah dapat bergerak melemah di kisaran Rp 16.620-Rp 16.680 per dolar AS.












