Topikseru.com – Pada perdagangan 24 Oktober 2025 Harga Bitcoin (BTC) masih kesulitan untuk bangkit setelah gagal mempertahankan momentumnya di atas level support penting.
Ketidakmampuan aset kripto utama ini untuk kembali ke posisi sebelumnya mencerminkan melemahnya struktur pasar secara keseluruhan.
Data terbaru menunjukkan bahwa sentimen bearish semakin menguat, dengan berbagai indikator on-chain dan volatilitas yang memperlihatkan menurunnya kepercayaan investor. Lalu, bagaimana pergerakan harga Bitcoin saat ini?
Harga Bitcoin Naik 2,13% dalam Waktu 24 Jam
Pada 24 Oktober 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level $110,051 atau setara dengan Rp1.833.054.199, mengalami kenaikan 2,13% dalam 24 jam terakhir.
Sepanjang periode ini, BTC menyentuh level terendahnya di Rp1.793.017.719 dan harga tertingginya di Rp1.854.262.146.
Saat penulisan, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar Rp36.387 triliun, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir yang turun 32% menjadi Rp952,39 triliun.
Bitcoin Mungkin akan Menghadapi Hambatan
Model Supply Quantiles menunjukkan meningkatnya sentimen bearish terhadap prospek jangka pendek Bitcoin.
Model ini memantau level cost basis berdasarkan kuantil tertentu—khususnya pada ambang 0,95; 0,85; dan 0,75—yang menggambarkan porsi pasokan Bitcoin yang saat ini ditahan dalam kondisi merugi.
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di bawah cost basis pemegang jangka pendek di angka $113.100, yang menandakan tekanan yang dirasakan oleh pembeli baru akibat kondisi pasar yang terus menerus melemah.
Yang lebih mengkhawatirkan, BTC masih berada di bawah kuantil 0,85 di level $108.600. Secara historis, kehilangan level ini sering menjadi sinyal adanya kelemahan struktural dan potensi koreksi yang lebih luas.
Jika pola ini berlanjut, Bitcoin bisa menguji kembali kuantil 0,75 yang berada di kisaran $97.500. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam waktu dekat, tekanan jual kemungkinan akan mendominasi, seiring dengan menurunnya daya tahan pasar.
