Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

Analis Pasar: Rupiah Spot Diproyeksi Kembali Menguat Terhadap Dolar AS

×

Analis Pasar: Rupiah Spot Diproyeksi Kembali Menguat Terhadap Dolar AS

Sebarkan artikel ini
Rupiah Spot
rupiah spot diproyeksi kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Diketahui, berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,16% secara harian ke Rp 16.602 per dolar AS pada Jumat (24/10).

Topikseru.com – Pada perdagangan Senin (27/10/2025) rupiah spot diproyeksi kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.

Baca Juga  Analis Pasar: Rupiah Spot Dalam Sepekan ke Depan Bergerak di Rentang Rp16.580-Rp16.700 Per Dolar AS

Diketahui, berdasarkan data Bloomberg, rupiah spot di pasar spot menguat 0,16% secara harian ke Rp 16.602 per dolar AS pada Jumat (24/10).

Adapun mengacu Jisdor Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 0,09% secara harian ke level Rp 16.630 per dolar AS.

Baca Juga  Rupiah Spot Bergerak Fluktuatif Melemah 0,24% Dalam Sepekan Dipengaruhi Beragam Sentimen

Menanggapi hal tersebut, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, rilis inflasi inti Amerika Serikat untuk September naik 0,2% secara bulanan atau month to month (mtm) dan dibaca pasar sebagai konfirmasi bahwa bank sentral AS berpeluang memangkas suku bunga pada pertemuan pekan ini.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun bertahan di sekitar 4%, menandakan tekanan kenaikan biaya dan dolar AS mereda.

Baca Juga  Rupiah Spot Melemah Tipis 0,03% Berada di Level Rp16.634 Per Dolar AS Siang Ini

Kombinasi inflasi yang lebih jinak dan imbal hasil yang stabil biasanya menurunkan dorongan penguatan dolar terhadap mata uang kawasan, termasuk rupiah.

“Rupiah yang ditutup menguat ke Rp 16.602 per dolar AS pada Jumat berpeluang membuka pekan depan (27/10/2025) dengan kecenderungan menguat tipis namun tetap dalam rentang-susun tertentu,” ujar Josua.

Josua menambahkan, sentimen hubungan Amerika Serikat – China juga menjadi penentu arah rupiah awal pekan. Agenda pertemuan pimpinan kedua negara yang sudah terkonfirmasi menjaga harapan kompromi sehingga selera risiko Asia membaik.