Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

Analis Pasar: Rupiah Spot Diproyeksi Kembali Menguat Terhadap Dolar AS

×

Analis Pasar: Rupiah Spot Diproyeksi Kembali Menguat Terhadap Dolar AS

Sebarkan artikel ini
Rupiah Spot
rupiah spot diproyeksi kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Diketahui, berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,16% secara harian ke Rp 16.602 per dolar AS pada Jumat (24/10).

Dalam pandangan riset pasar, kedua pihak dinilai cenderung menuju kesepahaman, dan hal ini membatasi tekanan terhadap mata uang Asia.
Di saat yang sama, penetapan kurs rujukan yuan yang cenderung kuat membantu menjadi jangkar bagi pergerakan mata uang kawasan.

Josua menambahkan, dinamika regional akhir pekan menunjukkan kecenderungan stabil. Won Korea sempat menguat setelah otoritas memberi sinyal kesiapan langkah stabilisasi. Sedangkan baht Thailand ikut menguat.

“Isyarat kesiapan kebijakan di kawasan seperti ini lazimnya menahan pelemahan mata uang Asia pada pembukaan pekan, dan memberi waktu bagi rupiah untuk bergerak mengikuti arus selera risiko global,” terang Josua.

Sementara dari sisi sentimen domestik, Josua mengatakan bahwa faktor domestik memperkuat skenario rentang-susun dengan bias menguat. Imbal hasil Surat Utang Negara tenor 10 tahun berada di sekitar 5,99% dan secara bulan berjalan turun cukup dalam. Ini menandakan minat terhadap pasar obligasi Indonesia membaik.

Baca Juga  Rupiah Spot Melemah 0,07% Berada di Level Posisi Rp16.693 Per Dolar AS

Di sisi ekuitas, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan bulan berjalan, sejalan dengan bursa global yang mayoritas menghijau pada pekan terakhir.

“Kombinasi penurunan imbal hasil dan penguatan pasar saham lazimnya menarik aliran dana portofolio dan membantu menahan volatilitas rupiah pada awal pekan,” ucap Josua.

Di sisi lain, Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi bilang, sentimen dari China bisa turut mempengaruhi rupiah.

Ia bilang bahwa Partai Komunis China meluncurkan rencana ekonomi lima tahun baru yang menekankan manufaktur canggih, kemandirian teknologi, dan permintaan domestik yang lebih kuat.

Kerangka kebijakan tersebut memperkuat optimisme bahwa Beijing berkomitmen untuk mempertahankan pertumbuhan melalui reformasi struktural dan inovasi.

Karena itu, Ibrahim memperkirakan, rupiah bergerak fluktuatif dalam rentang Rp 16.600-Rp 16.650 per dolar AS pada Senin (27/10/2025). Sedangkan, Josua memproyeksikan, rupiah berada dalam kisaran-susun dengan bias menguat tipis di Rp 16.550 – Rp 16.680 per dolar AS.