Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

IHSG Anjlok 2,94% Bersandar ke Level 8.028,33 di Perdagangan Sesi I Senin (27/10/2025)

×

IHSG Anjlok 2,94% Bersandar ke Level 8.028,33 di Perdagangan Sesi I Senin (27/10/2025)

Sebarkan artikel ini
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 2,94% ke level 8.028,33. Bahkan, indeks sempat turun dalam sebesar 3,7% selama perdagangan sesi I hari ini.

Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pekan ini di Tokyo.

Analis Crédit Agricole CIB menilai pertemuan itu kemungkinan akan menyoroti langkah Jepang untuk memperluas permintaan domestik melalui kebijakan ekonomi bertekanan tinggi.

Strategi tersebut dinilai mampu mengangkat Jepang keluar dari stagnasi deflasi dan membantu menurunkan defisit perdagangan AS sebuah “win-win solution” bagi kedua negara.

Reli Regional Diperkuat oleh Kesepakatan Dagang AS–China

Indeks utama Asia lainnya juga menguat. Kospi Korea Selatan melonjak 2,1%, menembus level 4.000 untuk pertama kalinya. Kosdaq naik 1,45%, Hang Seng Hong Kong menguat 1,15%, dan CSI 300 Tiongkok daratan naik 0,83%. Sementara ASX/S&P 200 Australia naik 0,54%.

Reli tersebut terjadi setelah laporan bahwa negosiator dagang utama AS dan China telah mencapai kerangka kesepakatan terkait beberapa isu utama.

Hal ini membuka jalan bagi Trump dan Presiden Xi Jinping untuk menandatangani perjanjian akhir pekan ini.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada CBS News bahwa rencana penerapan tarif 100% terhadap impor China kini “dihapus dari meja”.

Sementara China akan menunda pembatasan ekspor rare earth dan meningkatkan pembelian kedelai AS.

Analis Pasar: IHSG Membentuk Candlestick Chooting Star Mengindikasikan Adanya Potensi Terkoreksi

IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju 4,5%. Pekan depan, IHSG diprediksi akan melanjutkan reli didukung sejumlah katalis global dan domestik.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju 4,5% selama sepekan ini. Pekan depan, IHSG diprediksi akan melanjutkan reli didukung sejumlah katalis global dan domestik.

Menurut Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, pergerakan IHSG diwarnai sejumlah sentimen. Mulai dari rilis data suku bunga dan industri China, keputusan moneter Bank Indonesia (BI), hingga rilis kinerja emiten per kuartal III-2025.

“Melemahnya nilai tukar rupiah (terhadap dolar Amerika Serikat) dan harga emas dunia,” kata Herditya.

VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menambahkan, laju IHSG juga dipengaruhi meredanya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Hal ini kemudian mendorong aksi beli bersih asing sebesar Rp 6,13 triliun di seluruh perdagangan, sehingga jadi katalis potisif tambahan.

Sejumlah emiten yang telah merilis kinerja juga dilihatnya masih mencatatkan pertumbuhan resilien, seperti laba bersih pada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang naik 5,7% YoY dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang meningkat 10,8% YoY.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menimpali, ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve pada pekan depan juga menjadi faktor positif bagi laju IHSG pekan ini.

Investor juga berharap akan terealisasinya pertemuan antara Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping, sehingga dapat mencairkan ketegangan hubungan dagang antara kedua negara tersebut.

“Selain itu, investor juga optimis dengan earning season kuartal III-2025 dan membaiknya perekonomian domestik pada kuartal IV-2025,” imbuh Alrich.

Pekan depan, fokus perhatian pasar menurutnya akan tertuju pada pertemuan The Fed, yang ditaksir konsensus akan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4%.

Selain itu, pasar akan turut mencermati pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Xi di Korea Selatan yang dijadwalkan pada Kamis, (30/10/2025) mendatang.

Sebelum itu, pasar juga akan menanti hasil pertemuan Menteri Keuangan AS dengan wakil Perdana Menteri China pada Sabtu (25/10/2025) dan Minggu (26/10/2025) di Malaysia.

Audi dan Herditya menambahkan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan harga komoditas emas yang masih rawan tertekan juga akan turut mengiringi laju IHSG pekan depan.

Rekomendasi Saham
Audi memprediksi IHSG akan beredar di level support 8.271 dan resistance 8.302. Sementara menurut prediksi Herditya, IHSG akan bergerak di rentang 8.220-8.320.

Adapun secara teknikal, Alrich melihat, IHSG membentuk candlestick shooting star yang mengindikasikan adanya potensi koreksi. Sementara Stochastic RSI berpotensi membentuk Death Cross di pivot area.

Dus, Alrich memperkirakan IHSG berpotensi menguji level support 8.200 dan resistance 8.300 pekan depan.

Dengan sentimen ini, saham pilihan Alrich jatuh kepada RAJA, JSMR, PNLF, INTP, AUTO, dan ESSA untuk Senin (27/10/2025).

Sementara itu, Audi merekomendasikan trading buy saham INET dengan support Rp 270 dan resistance Rp 316, lalu speculative buy saham DATA dengan support Rp 5.000 dan resistance Rp 6.400.

Herditya menyarankan investor untuk menimbang-nimbang saham BBTN pada rentang support dan resitance Rp 1.250-1.275, ESSA Rp 640-665, dan MEDC Rp 1.435-1.555.