Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

Rupiah Spot Melemah 0,17% Berada di Level Rp16.630 Per Dolar AS Siang Ini

×

Rupiah Spot Melemah 0,17% Berada di Level Rp16.630 Per Dolar AS Siang Ini

Sebarkan artikel ini
Rupiah Spot
rupiah spot melemah 0,17% dibanding penutupan Jumat (24/10/2025) yang berada di Rp 16.602 per dolar AS. Pergerakan rupiah berbanding terbalik dengan mayoritas mata uang di Asia.
Rupiah Spot
rupiah spot diproyeksi kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Diketahui, berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,16% secara harian ke Rp 16.602 per dolar AS pada Jumat (24/10).

Pada perdagangan Senin (27/10/2025) rupiah spot diproyeksi kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.

Diketahui, berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,16% secara harian ke Rp 16.602 per dolar AS pada Jumat (24/10).

Adapun mengacu Jisdor Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 0,09% secara harian ke level Rp 16.630 per dolar AS.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, rilis inflasi inti Amerika Serikat untuk September naik 0,2% secara bulanan atau month to month (mtm) dan dibaca pasar sebagai konfirmasi bahwa bank sentral AS berpeluang memangkas suku bunga pada pertemuan pekan ini.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun bertahan di sekitar 4%, menandakan tekanan kenaikan biaya dan dolar AS mereda.

Kombinasi inflasi yang lebih jinak dan imbal hasil yang stabil biasanya menurunkan dorongan penguatan dolar terhadap mata uang kawasan, termasuk rupiah.

“Rupiah yang ditutup menguat ke Rp 16.602 per dolar AS pada Jumat berpeluang membuka pekan depan (27/10/2025) dengan kecenderungan menguat tipis namun tetap dalam rentang-susun tertentu,” ujar Josua.

Josua menambahkan, sentimen hubungan Amerika Serikat – China juga menjadi penentu arah rupiah awal pekan. Agenda pertemuan pimpinan kedua negara yang sudah terkonfirmasi menjaga harapan kompromi sehingga selera risiko Asia membaik.

Dalam pandangan riset pasar, kedua pihak dinilai cenderung menuju kesepahaman, dan hal ini membatasi tekanan terhadap mata uang Asia.
Di saat yang sama, penetapan kurs rujukan yuan yang cenderung kuat membantu menjadi jangkar bagi pergerakan mata uang kawasan.

Baca Juga  Pengamat Mata Uang dan Komoditas: Rupiah Masih akan Melemah di Kisaran Rp16.670–Rp16.720 Per Dolar AS

Josua menambahkan, dinamika regional akhir pekan menunjukkan kecenderungan stabil. Won Korea sempat menguat setelah otoritas memberi sinyal kesiapan langkah stabilisasi. Sedangkan baht Thailand ikut menguat.

“Isyarat kesiapan kebijakan di kawasan seperti ini lazimnya menahan pelemahan mata uang Asia pada pembukaan pekan, dan memberi waktu bagi rupiah untuk bergerak mengikuti arus selera risiko global,” terang Josua.

Sementara dari sisi sentimen domestik, Josua mengatakan bahwa faktor domestik memperkuat skenario rentang-susun dengan bias menguat. Imbal hasil Surat Utang Negara tenor 10 tahun berada di sekitar 5,99% dan secara bulan berjalan turun cukup dalam. Ini menandakan minat terhadap pasar obligasi Indonesia membaik.

Di sisi ekuitas, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan bulan berjalan, sejalan dengan bursa global yang mayoritas menghijau pada pekan terakhir.

“Kombinasi penurunan imbal hasil dan penguatan pasar saham lazimnya menarik aliran dana portofolio dan membantu menahan volatilitas rupiah pada awal pekan,” ucap Josua.

Di sisi lain, Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi bilang, sentimen dari China bisa turut mempengaruhi rupiah.

Ia bilang bahwa Partai Komunis China meluncurkan rencana ekonomi lima tahun baru yang menekankan manufaktur canggih, kemandirian teknologi, dan permintaan domestik yang lebih kuat.

Kerangka kebijakan tersebut memperkuat optimisme bahwa Beijing berkomitmen untuk mempertahankan pertumbuhan melalui reformasi struktural dan inovasi.

Karena itu, Ibrahim memperkirakan, rupiah bergerak fluktuatif dalam rentang Rp 16.600-Rp 16.650 per dolar AS pada Senin (27/10/2025). Sedangkan, Josua memproyeksikan, rupiah berada dalam kisaran-susun dengan bias menguat tipis di Rp 16.550 – Rp 16.680 per dolar AS.