Berikutnya, peso Filipina yang terlihat melemah tipis 0,003% terhadap the greenback di pagi ini.
Sementara itu, ringgit Malaysia dan dolar Taiwan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah menanjak 0,14%.
Diikuti, yen Jepang yang naik 0,12% dan dolar Hongkong menguat tipis 0,003%.
Analis Pasar: Rupiah Spot Ditutup Melemah di Rentang Rp16.600-Rp16.630 Per Dolar AS

Pada perdagangan Selasa (28/10/2025) rupiah spot menguat seiring pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini.
Mengacu data Bloomberg, rupiah spot ditutup menguat 0,08% ke posisi Rp 16.608 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya.
Adapun berdasarkan kurs Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah ditutup di level Rp 16.622 per dolar AS, menguat tipis 0,03% dari perdagangan kemarin.
Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi menilai, penguatan rupiah ditopang oleh meningkatnya keyakinan pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan setidaknya 25 basis poin.
“Spekulasi penurunan suku bunga diperkuat data inflasi konsumen yang lemah dari minggu lalu, menunjukkan inflasi sedikit menurun pada bulan September,” kata Ibrahim dalam keterangannya.
Untuk Rabu (29/10), ia mencermati, pergerakan mata uang Garuda masih akan dipengaruhi oleh ekspektasi kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok, dengan Presiden Donald Trump dan Xi Jinping yang akan bertemu pada hari Kamis di Korea Selatan.
Selain itu, ke depan, rupiah juga berpotensi digerakkan oleh ketidakpastian yang lebih luas atas ekonomi AS.
Terutama, seiring pasar tenaga kerja yang mendingin dan penutupan pemerintah yang berlangsung.
Oleh karena itu, untuk Rabu (29/10), Ibrahim memprediksi rupiah dapat ditutup melemah di rentang Rp 16.600-Rp 16.630 per dolar AS.












