“Investor berada dalam mode risk-off setelah pasar naik cukup tinggi. S&P 500 hampir menyentuh rekor tertinggi, tetapi laporan teknologi ini tidak memenuhi ekspektasi tinggi,” kata Lindsey Bell, kepala strategi di 248 Ventures, Charlotte, North Carolina.
Ia menambahkan bahwa investor masih khawatir akan minimnya data ekonomi akibat penutupan pemerintah AS dan sikap Fed yang lebih hawkish.
Setelah penutupan sesi reguler turun 3%, saham Amazon melonjak 9% dalam perdagangan after-hours karena permintaan kuat layanan cloud computing menutupi pertumbuhan e-commerce yang melambat. Apple naik dalam perdagangan after-hours yang fluktuatif setelah melaporkan penjualan iPhone yang kuat meski ada beberapa kendala pasokan.
Dari 222 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hasil kuartalannya hingga Rabu, 84,2% mengalahkan estimasi laba, lebih tinggi dari rata-rata 77% dalam empat kuartal terakhir (data LSEG).
AI dan Saham Teknologi
Optimisme terhadap AI menjadi pendorong utama reli saham AS tahun ini, dengan perusahaan teknologi top menyumbang 35% bobot S&P 500.
Nvidia, pemimpin chip AI, turun 2% setelah sehari sebelumnya menjadi perusahaan publik pertama dengan valuasi pasar lebih dari US$5 triliun.
Sementara itu, kesepakatan dagang yang ditunggu antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping tampak tidak berdampak signifikan pada pasar hari itu.
Trump setuju menurunkan beberapa tarif impor China, sementara Beijing melanjutkan pembelian kedelai, menjaga pasokan logam tanah jarang, dan menindak perdagangan fentanyl.
“Kalau berita bagus tidak memicu reaksi pasar, artinya hal itu sudah tercermin dalam harga,” kata Jack McIntyre, manajer portofolio di Brandywine Global.












