Dari sisi global, Nico menambahkan bahwa investor akan menanti rilis beberapa data ekonomi utama Amerika Serikat seperti ISM Manufacturing, JOLTS data pekerjaan, ADP Employment Change, dan ISM Services Index.
Dari kawasan Eropa, data Producer Price Index (PPI) dan retail sales akan menjadi perhatian, sedangkan dari China, publikasi data ekspor-impor dan neraca perdagangan (trade balance) berpotensi menimbulkan efek lanjutan terhadap laju IHSG.
Proyeksi IHSG dan Sektor Unggulan
Dengan mempertimbangkan berbagai sentimen tersebut, Nico memperkirakan IHSG berpotensi bergerak di kisaran support 8.022 dan resistance 8.200 dalam jangka pendek.
“Dan akhir tahun dengan tingkat probabilitas sebesar 57%, masih berpotensi untuk mencapai 8.430,” taksirnya.
Adapun Reza memperkirakan IHSG dapat menguat menuju area 8.500–8.600 hingga akhir tahun, dengan support di 7.900–8.000 dan resistance psikologis di 8.300.
Dari sisi sektoral, keduanya menilai bahwa perbankan, properti, dan konsumer akan menjadi sektor yang diuntungkan oleh tren penurunan suku bunga dan optimisme pasar. Sementara itu, komoditas emas, CPO, konsumer, dan perbankan akan lebih dipengaruhi oleh rilis kinerja keuangan emiten.
Untuk strategi investasi akhir tahun, Reza merekomendasikan agar investor mulai mencermati saham berbasis komoditas batubara, yang berpotensi menguat seiring meningkatnya permintaan musiman.
Sementara Nico menilai bahwa sektor pilihan yang menarik untuk dicermati mencakup properti, perbankan, consumer nonsiklikal, energi, dan komoditas.












