Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,05% secara harian ke level Rp 16.717 per dolar AS.
Sedangkan berdasarkan Jisdor Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,02% secara harian ke posisi Rp 16.729 per dolar AS.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, rupiah sempat menguat, namun tetap ditutup melemah terhadap dolar AS yang masih melanjutkan penguatan.
Penguatan dolar AS ini dipicu ketidakpastian pemangkasan suku bunga The Fed ke depannya.
Rupiah sempat bangkit setelah data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2025 yang lebih baik dari perkiraan.
“Dolar AS sendiri masih perkasa, investor menantikan data pekerjaan Automatic Data Processing (ADP) Nonfarm Employment dan survey Institute of Supply Management (ISM) non-manufacturing,” ujar Lukman.
Lukman memperkirakan rupiah pada Kamis (6/11/2025) akan kembali tertekan di rentang Rp 16.550 – Rp 16.750 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah dipengaruhi oleh rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2025 yang mencapai 5,04%. Pertumbuhan tersebut lebih lambat bila dibandingkan kuartal II 2025 yang tumbuh 5,12%.
Ibrahim menyebut, dolar AS terus menguat sejak pekan lalu, setelah The Fed menyatakan pemotongan suku bunga pada Desember 2025 belum pasti.
“Market memperkirakan peluang sebesar 69,8% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, dan peluang sebesar 30,2% untuk mempertahankan suku bunga, menurut CME Fedwatch,” ujar Ibrahim.
Ibrahim memperkirakan rupiah pada Kamis (6/11/2025) bergerak fluktuatif, namun bakal ditutup melemah direntang Rp 16.710 – Rp 16.760 per dolar AS.












