Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

Harga Bitcoin (BTC) Merosot 3,08% Bertengger di Level USD 102.791,81 Atau Rp1,71 Miliar Per Koin

×

Harga Bitcoin (BTC) Merosot 3,08% Bertengger di Level USD 102.791,81 Atau Rp1,71 Miliar Per Koin

Sebarkan artikel ini
Harga Bitcoin
harga bitcoin (BTC) merosot 3,08% dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan terakhir, harga BTC bertambah 2,43%.

Topikseru.com – Pada perdagangan Rabu (12/11/2025) harga bitcoin (BTC) merosot 3,08% dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan terakhir, harga BTC bertambah 2,43%.

Harga bitcoin saat ini berada di posisi USD 102.791,81 atau Rp 1,71 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.703).

Menanggapi hal tersebut, Analis Benjamin Cowen memperingatkan 2026 bisa menjadi tahun koreksi signifikan bagi Bitcoin.

Dia menyebut kondisi saat ini mirip dengan tahun 2019 silam, ketika reli besar diikuti oleh periode konsolidasi. Cowen memperingatkan 2026 berpotensi menjadi tahun koreksi signifikan, tetapi hal itu tidak menandai berakhirnya bull market.

Pasar kripto kini berada di fase ketidakpastian, Benjamin Cowen menyoroti grafik Bitcoin setelah rebound dari US$ 98.000, dengan harga yang masih bertahan di atas rata-rata pergerakan 50 minggu.
Menurutnya, ini menandakan pasar masih berada dalam fase bullish, meskipun sentimen mulai mendingin.

Cowen percaya indikator saat ini menunjukkan titik tengah siklus, bukan akhir dari siklus. Analis ini menarik kesamaan situasi terkini dengan periode 2019, di mana setelah berakhirnya program Quantitative Easing (QE), pasar mengalami penurunan selama enam bulan.

Baca Juga  Harga Kripto Tak Bergerak di Perdagangan Sabtu, (11/10/2025): Bitcoin (BTC) Merosot 8,28% dan Ethereum (ETH) Tersungkur 14,22%

Sekarang, setelah berakhirnya Quantitative Tightening (QT), Cowen menerawang koreksi mungkin terjadi pada 2026, dengan potensi penurunan tidak lebih dari 50%.

“Artinya, jika Bitcoin mencapai US$ 126.000, koreksi hingga sekitar US$ 60.000 masih tergolong konsolidasi sehat, bukan tanda crash brutal,” ujarnya, dilansir tradingview, Rabu (12/11/2025).

Cowen menggarisbawahi kondisi ini bukan sinyal berakhirnya bull market, melainkan pergeseran dalam dinamika siklus. Dia yakin Bitcoin masih bisa menorehkan harga tertinggi baru (new high) sebelum pasar benar-benar koreksi.

Sikap investor

Benjamin Cowen menyarankan para investor untuk tidak panik jika pasar memasuki fase penurunan pada 2026.

Menurutnya, skenario tersebut tidak menandakan berakhirnya siklus bull market, melainkan fase transisi menuju konsolidasi, yaitu periode di mana pasar beristirahat sebelum melanjutkan tren naik berikutnya.