Cowen menekankan bahwa pola serupa telah terjadi beberapa kali di masa lalu, dan investor yang sabar biasanya mendulang untung terbesar selama fase transisi ini.
Dia menyarankan untuk tidak terlalu agresif mengejar altcoin berisiko tinggi, dan fokus pada Bitcoin sebagai aset paling likuid dan stabil di pasar.
Adapun untuk membantu memahami situasi dengan lebih baik, Cowen menyarankan tiga langkah sederhana.
Pertama, pantau level teknikal kunci, kisaran US$ 110.000 hingga US$ 113.000 menjadi zona support bullish utama.
Kedua, perhatikan kebijakan The Fed, akhir dari Quantitative Tightening (QT) dan potensi kembalinya Quantitative Easing (QE) dapat memengaruhi sentimen investor.
Ketiga, bersabar. Koreksi bukan bencana, melainkan bagian alami dari siklus pasar jangka panjang.
Cowen menambahkan, pasar Bitcoin kini lebih matang dan terprediksi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pergerakan harga tidak lagi sepenuhnya digerakkan oleh emosi investor ritel, tetapi semakin terkait dengan tren ekonomi makro global.
Menurutnya, siklus Bitcoin kini tak lagi kaku mengikuti pola empat tahunan. Fase saat ini lebih menyerupai periode ekspansi jangka panjang, di mana reli dan koreksi saling bergantian dengan lebih seimbang.
Dia memprediksi bahwa penurunan harga di 2026 hanya akan menjadi fase sementara sebelum gelombang kenaikan baru dimulai.
Bagi investor, ini berarti saatnya bersiap secara mental untuk periode tenang setelah volatilitas tinggi pada 2024–2025, sambil menjaga pandangan jangka panjang dan menghindari keputusan emosional.
Pada akhirnya, Cowen menegaskan bahwa Bitcoin tetap menjadi pemimpin pasar, dan kinerjanya masih menjadi penentu arah seluruh sektor kripto.












