Di sisi lain, keputusan suku bunga The Fed (bank sentral AS) juga perlu diperhatikan. Jika mereka terus memangkas suku bunga seperti yang diperkirakan, itu bisa menjadi kabar baik bagi emas karena biasanya harga emas naik saat suku bunga AS turun.
Sama halnya dengan Shaokai, Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menyebut bahwa dinamika global seperti ketidakpastian geopolitik akan menjadi sentimen utama bagi pergerakan harga emas.
Jika ketidakpastian geopolitik terus berlanjut dan ekspektasi penurunan suku bunga AS tetap ada, tren kenaikan harga emas berpotensi untuk terus berlanjut hingga akhir tahun, meskipun dengan potensi volatilitas dan koreksi jangka pendek di antaranya.
Namun, jika ada resolusi signifikan terhadap konflik geopolitik atau perubahan kebijakan moneter yang tidak mendukung kenaikan emas, laju kenaikan bisa melambat atau bahkan stabil.
“Namun skenario ini masih jauh, dan fundamental global masih support bullish emas global medium dan long term. Di 2026 potensi bullish masih sangat terbuka,” terang Wahyu.
Strategi Bagi Investor Emas
Menurut Wahyu, ada langkah dan strategi yang bisa dicermati oleh para investor emas ke depannya. Investor sebaiknya lebih fokus pada akumulasi dan memanfaatkan koreksi harga. Kata Wahyu, investasi emas lebih cocok untuk investasi jangka panjang sebagai pelindung nilai.
Pilihan bentuk investasi emas juga penting. Jika ingin berinvestasi pada emas fisik, perhiasan kurang direkomendasikan sebab ada biaya pembuatan yang tinggi dan potongan saat menjual.
Sehingga, emas batangan atau koin adalah pilihan yang terbaik untuk investasi emas fisik karena kemurnian dan kemudahan dalam jual beli.
Sementara untuk emas nonfisik, reksa dana emas/ETF emas dinilai menawarkan likuiditas tinggi dan diversifikasi yang mudah. Adapun saham perusahaan emas, menurut Wahyu, memiliki risiko tambahan terkait kinerja perusahaan dan faktor-faktor spesifik industri.
Soal ini, Shaokai menyebut bahwa pilihan produk investasi emas tergantung pada kesukaan masing-masing investor. Ada sebagian investor yang memang lebih suka emas fisik karena mereka suka memegangnya, merasakannya, menyimpannya sendiri, maka membeli emas fisik bisa jadi pilihan yang tepat.
“Namun, setiap cara berinvestasi emas punya biaya dan risikonya masing-masing. Misalnya, emas fisik perlu tempat penyimpanan dan biasanya ada biaya tambahan untuk itu,” jelas Shaokai.
Sementara jika investor ingin yang lebih praktis dan cepat, serta sudah cukup paham soal keuangan, investasi lewat emas digital atau ETF emas bisa lebih cocok.
Proyeksi Harga Emas
Dengan berbagai sentimen dan katalis di atas, pada akhir tahun 2025 Wahyu memproyeksi emas dapat menguji atau bahkan melampaui level US$4.400–US$4.500 per ons troi jika faktor pendorong terus mendukung.
Sedangkan pada tahun 2026, dia memproyeksi emas masih potensial mencapai US$5.000–US$6.000.
Namun, jika terjadi koreksi signifikan akibat meredanya ketegangan atau perubahan kebijakan moneter, level US$3.500–US$3.200 per ons troi bisa menjadi area support yang perlu diperhatikan.












