Investor kini menanti hasil pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Rabu sore, yang diharapkan membuka kembali pemerintahan federal dan memulihkan stabilitas di sektor-sektor penting seperti penerbangan dan distribusi pangan.
Presiden Donald Trump dijadwalkan menandatangani rancangan tersebut jika disetujui.
“Tantangan berikutnya adalah pemulihan penerbitan data ekonomi resmi. Selama penutupan pemerintah, pasar terbang dalam kabut tanpa panduan data makro,” ujar Michael Landsberg, CIO di Landsberg Bennett Private Wealth Management.
Selama penutupan 42 hari itu, aktivitas ekonomi AS melambat. The Fed dan pelaku pasar pun bergantung pada data swasta, seperti laporan mingguan ADP, yang menunjukkan sektor swasta kehilangan rata-rata 11.250 pekerjaan per minggu hingga akhir Oktober.
Menurut CME FedWatch Tool, pelaku pasar kini memperkirakan peluang 63% bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember mendatang.
Dari sisi fundamental, musim laporan keuangan kuartal III menunjukkan hasil kuat. Sekitar 82% dari 446 perusahaan di S&P 500 melaporkan laba di atas ekspektasi analis — jauh di atas rata-rata jangka panjang 67%.
Sementara itu, pelaku pasar juga menanti hasil kinerja Nvidia pekan depan, yang dinilai akan menjadi ujian bagi euforia pasar terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI) yang telah mendorong indeks ke rekor tertinggi tahun ini.
Saham IBM juga naik 1,7% setelah mengumumkan peluncuran chip komputasi kuantum terbarunya.











