Namun, lanjut Lukman, dari domestik investor mengantisipasi rapat dewan gubernur (RDG) BI yang diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps.
Serta rilis data neraca transaksi berjalan yang telah defisit selama 9 kuartal beruntun. Hal ini akan menekan rupiah.
Lukman memperkirakan rupiah selama sepekan ke depan akan bergerak di rentang Rp 16.500 – Rp 16.800 per dolar AS.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menambahkan, sentimen penutupan pemerintah AS berpengaruh terhadap pergerakan rupiah.
“Investor kini berfokus pada rilis data ekonomi AS yang tertunda yang akan kembali dirilis seiring dengan dimulainya kembali operasi federal, yang diperkirakan dapat mempertajam ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada bulan Desember,” kata Ibrahim.
Ibrahim memproyeksikan rupiah sepekan ke depan bergerak di rentang Rp 16.650 – Rp 16.850 per dolar AS.












