Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

IHSG Ditutup Melemah 32,29 Poin Terlempar ke Level 8.384,58 Siang Ini

×

IHSG Ditutup Melemah 32,29 Poin Terlempar ke Level 8.384,58 Siang Ini

Sebarkan artikel ini
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 32,29 poin atau 0,38% ke 8.384,58 di akhir perdagangan sesi I hari ini, Selasa (18/11/2025)

Topikseru.com – Pada akhir perdagangan sesi I hari ini, Selasa (18/11/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 32,29 poin atau 0,38% ke 8.384,58 di pasar spot.

Sebanyak 224 saham naik, 384 saham turun dan 200 saham stagnan.

Hanya dua indeks sektoral yang selamat ke zona hijau. Sedangkan sembilan indeks sektoral lainnya masuk zona merah.

Indeks sektoral yang menguat adalah sektor properti yang naik 1,92%, dan sektor keuangan yang naik 0,01%.

Sedangkan indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah sektor energi yang turun 2,09%, sektor transportasi turun 1,81% dan sektor perindustrian yang turun 1,63%.

Total volume perdagangan saham di bursa hingga sesi I hari ini mencapa 26,14 miliar saham dengan total nilai Rp 11,53 triliun.

Top gainers LQ45 hingga sesi I hari ini adalah:

1. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) (4,31%)
2. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) (2,75%)
3. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) (1,98%)

Top losers LQ45 hingga sesi I hari ini adalah:

1. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) (-8,29%)
2. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) (-6,64%)
3. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) (-4,77%)

Analis Pasar: IHSG Bisa Lanjut Menguat hingga Akhir Tahun Dipicu Peluang Santa Claus Rally

Anali pasar memprediksi peluang terjadinya Santa Claus Rally di pasar saham Indonesia menjelang tutup tahun dinilai masih cukup terbuka. Sejumlah sentimen positif mulai dari ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global hingga masuknya dana asing disebut menjadi penopang utama pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga  IHSG Menguat 33,92 Poin di Level 8.199,95 di Perdagangan Sesi I Kamis (9/10/2025)

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menjelaskan bahwa kombinasi ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, stimulus fiskal domestik, serta tren foreign inflow yang masih bertahan positif menjadi dasar kuat bagi potensi reli akhir tahun.

“Peluangnya masih terbuka, ditopang ekspektasi penurunan suku bunga global, stimulus fiskal domestik, dan inflow asing yang sejauh ini tetap positif,” ujar Liza.

Namun, ia mengingatkan bahwa risiko dari eksternal masih cukup besar, terutama terkait ketidakpastian data makro AS pasca shutdown pemerintahan yang membuat rilis indikator ekonomi tertunda.

Jika inflasi AS kembali menguat atau The Fed memberi sinyal lebih hawkish, rata- rata pelaku pasar dapat melakukan repricing dan menekan minat risiko.

“Sentimen global masih rapuh, dan data AS yang belum stabil bisa menghambat reli,” katanya.

Secara historis, reli akhir tahun di Indonesia biasanya dipicu oleh masuknya dana asing pada kuartal IV, percepatan belanja pemerintah, aksi window dressing, dan pasar yang mulai menghitung potensi kinerja tahun berikutnya.