”Keduanya termasuk dalam negatif dari perang tarif yang berkepanjangan terhadap ekonomi kedua negara dan global pada umumnya,” kata Valdy kepada Kontan, Rabu (3/12/2025).
Sementara dari dalam negeri, lanjut Valdy, pergerakan IHSG akan ditopang oleh upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong pemulihan konsumsi domestik melalui kebijakan moneter dan fiskal.
“Termasuk optimalisasi belanja pemerintah untuk turut menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ucapnya.
Sementara itu, CGS Sekuritas International memasang target IHSG di level 9.530 pada 2026.
Berdasarkan emiten yang masuk pantauan mereka, P/E IHSG berada di posisi 12,2 kali.
Saham pilihan CGS Sekuritas International jatuh pada BBCA, BMRI, TLKM, MIKA, CMRY, MYOR, HMSP, GGRM, BIRD dan WIIM, dengan fokus pada saham-saham yang diuntungkan oleh arus masuk asing yang lebih atau peningkatan konsumsi.












