“Cadangan devisa masih bisa naik walau dikhawatirkan tergerus oleh intervensi BI,” ujar Lukman.
Namun, Lukman menilai rupiah masih terbebani prospek pemangkasan suku bunga oleh BI yang juga menegaskan akan mengutamakan stabilitas rupiah.
“Pekan depan investor akan fokus dengan FOMC, walau diperkirakan hampir pasti akan memangkas suku bunga, namun investor perlu sinyal akan langkah ke depan,” kata Lukman.
Lukman memproyeksikan rupiah sepekan ke depan di kisaran Rp 16.550 – Rp 16.750 per dolar AS.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia, David Sumual melihat pasar kembali risk on minggu ini seiring laporan data ketenagakerjaan yang menguat.












