Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

IHSG Ditutup di Zona Merah Terkoreksi 0,61% Bersandar di Level 8.657,17 Sore Ini

×

IHSG Ditutup di Zona Merah Terkoreksi 0,61% Bersandar di Level 8.657,17 Sore Ini

Sebarkan artikel ini
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah sehari sebelumnya.

Sementara ada lima indeks sektoral menguat, menopang kenaikan IHSG. Sedangkan enam indeks sektoral lainnya masuk zona merah.

Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah sektor teknologi yang naik 1,12%, sektor kesehatan yang naik 0,46%, dan sektor barang konsumen non siklikal naik 0,23%%.

Sedangkan indeks sektoral yang melemah adalah sektor energi yang turun 0,26%, sektor properti urun 0,16% dan sektor barang baku yang turun 0,15%.

Total volume perdagangan saham di bursa pagi ini mencapai 3,19 miliar saham dengan total nilai Rp 1,38 triliun.

Top gainers LQ45 pagi ini adalah:

1. PT XL SMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) (4,24%)
2. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) (2,38%)
3. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) (2,38%)

Top losers LQ45 pagi ini adalah:

1. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) (-2,31%)
2. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) (-2,08%)
3. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) (-1,56%)

Analis Pasar: IHSG Berpeluang Menguat Terbatas Dengan Support di 8.620 dan Resistance di 8.720.

IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak menguat terbatas di tengah sentimen yang masih cukup konstruktif.

Perdagangan Senin (8/12/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup dengan kenaikan 0,90% atau 77,93 poin ke level 8.710,70.

Penguatan indeks terutama berasal dari sektor kesehatan yang melonjak 2,80%, sementara sektor industrials menjadi pemberat terbesar setelah terkoreksi 1,42%.

Menanggapi hal tersebut, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menilai sentimen eksternal masih membatasi pergerakan pasar.

Baca Juga  Analis Pasar: IHSG akan Bergerak di Level Support 8.553 dan 8.506

Bursa Asia bergerak variatif karena investor menunggu serangkaian rilis data penting dari Tiongkok, mulai dari data perdagangan Desember, CPI, hingga PPI.

Ketidakpastian menjelang pertemuan Politburo dan Konferensi Kerja Ekonomi Pusat turut meningkatkan sikap hati-hati pelaku pasar.

Namun pelemahan bursa kawasan tertahan oleh kabar positif dari Tiongkok terkait pelonggaran regulasi sektor keuangan, termasuk relaksasi persyaratan modal dan batas leverage bagi perusahaan besar.

Data ekspor-impor China juga memberi angin segar: ekspor November meningkat lebih tinggi dari perkiraan setelah adanya gencatan tarif dengan AS, sementara impor mencatat kenaikan enam bulan beruntun.

Di dalam negeri, IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa seiring optimisme terhadap sejumlah emiten. Prospek ekonomi dinilai tetap stabil, meski pasar masih mencermati respons fiskal pemerintah terkait penanganan bencana besar di Sumatra.

Pelaku pasar juga menunggu rilis survei keyakinan konsumen November dan data penjualan ritel Oktober dalam waktu dekat.

Pada perdagangan saham, indeks LQ45 ikut menguat didorong ADMR, GOTO, DSSA, BUMI, dan AMRT. Adapun UNTR, UNVR, SCMA, BRPT, dan AMMN menjadi penekan.

Saham-saham dengan kenaikan harian tertinggi meliputi VAST, KIOS, RLCO, REAL, dan CITY. Sementara ASPI, YPAS, TIFA, FPNI, dan LABA berada di jajaran top losers.

Untuk perdagangan Selasa (9/12/2025), Nico memproyeksikan IHSG masih berpeluang menguat terbatas dengan support di 8.620 dan resistance di 8.720.