Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

Analis Pasar: Rupiah akan Bergerak Fluktuatif Namun Berpotensi Ditutup Melemah di Rentang Rp16.670–Rp16.710

×

Analis Pasar: Rupiah akan Bergerak Fluktuatif Namun Berpotensi Ditutup Melemah di Rentang Rp16.670–Rp16.710

Sebarkan artikel ini
Rupiah
rupiah pasar spot ditutup menguat 0,12% ke Rp 16.675 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga naik tipis 0,07% ke Rp 16.677 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 16.688 per dolar AS pada Senin (8/12).

Topikseru.com – Menurut para analis di perdagangan Selasa (9/12/2025) rupiah spot menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.

Mengutip data Bloomberg, rupiah pasar spot ditutup menguat 0,12% ke Rp 16.675 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga naik tipis 0,07% ke Rp 16.677 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 16.688 per dolar AS pada Senin (8/12).

Pengamat Ekonomi, Mata Uang, dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed masih menjadi sentimen dominan yang menahan penguatan dolar AS.

Pasar memperkirakan peluang sebesar 87% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 10 Desember.

Ibrahim menegaskan, data-data ekonomi menjadi penentu utama arah rupiah maupun dolar AS. “Fokus pasar hari ini pada laporan ketenagakerjaan AS menjelang keputusan suku bunga Fed,” ujar Ibrahim.

Baca Juga  Rupiah Spot Menguat 0,11% Berada di Level Rp16.709 Per Dolar AS

Namun, Ibrahim mengingatkan adanya kehati-hatian pelaku pasar akibat sinyal beragam dari pejabat The Fed mengenai ketahanan ekonomi AS.

Selain itu, fokus pasar tertuju pada data ketenagakerjaan AS seperti ADP Employment Change dan JOLTS Job Openings yang akan dirilis menjelang keputusan suku bunga.

Data yang lebih lemah dari perkiraan berpotensi meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

Dari dalam negeri, Ibrahim menyoroti kekhawatiran terkait laporan Bank Dunia mengenai kenaikan utang luar negeri jangka pendek Indonesia pada 2024, yang sebagian dipicu oleh penerbitan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) turut memengaruhi dinamika rupiah.