“Penguatan terbatas ini disebabkan oleh kekhawatiran investor akan prospek pemangkasan suku bunga oleh BI. Selain itu, RDG BI sendiri akan berlangsung minggu depan,” ujar Lukman.
Soal sentimen pergerakan rupiah hari ini, Jumat (12/12/2025), menurut Lukman tidak ada data penting, baik dari luar maupun dalam negeri, yang akan memberikan dampak besar.
Investor cenderung wait and see terhadap serentetan data ekonomi penting AS dan RDG BI yang akan digelar minggu depan.
Di sisi lain, Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyampaikan pergerakan rupiah pada esok hari akan dipengaruhi oleh sentimen Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5% menjadi 4,9% untuk keseluruhan tahun 2025.
Demikian juga untuk 2026 dari 5,1% menjadi 5%. Proyeksi itu lebih rendah dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebesar 5,2% di 2025 dan 5,4% di 2026.
“Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2025 dan 2026 dikarenakan tarif tinggi yang dikenakan Amerika Serikat (AS). Hal itu menyebabkan ketidakpastian perdagangan yang diperkirakan akan membebani pertumbuhan,” terang Ibrahim.
Dengan demikian, Ibrahim memproyeksi mata uang rupiah pada perdagangan hari ini Jumat (12/12/2025) akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.670 – Rp 16.710 per dolar AS.
Sementara Lukman memproyeksi rupiah diperkirakan akan datar berkonsolidasi dengan potensi melemah terbatas. Rupiah pada Jumat akan bergerak dalam kisaran Rp 16.600 – Rp 16.750 per dolar AS.












