Scroll untuk baca artikel
BursaEkonomi dan Bisnis

IHSG Menguat 27,48 Poin Berdiri di Level 8.650,05 Siang Ini

×

IHSG Menguat 27,48 Poin Berdiri di Level 8.650,05 Siang Ini

Sebarkan artikel ini
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 27,48 poin atau 0,30% ke 8.650,05 di pasar spot.Ada sebanyak 277 saham naik, 122 saham turun dan 233 saham stagnan.

“Penurunan IHSG lantaran terjadi aksi profit taking dari investor dan memanasnya geopolitik antara Jepang dengan China, serta AS dengan Venezuela,” ungkapnya.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang mengatakan, pelemahan IHSG disebabkan oleh sell on news setelah The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) seperti yang diperkirakan.

Namun, perkiraan The Fed berpotensi hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak satu kali pada tahun 2026, mengecewakan harapan pasar. Sebab, pasar sebelumnya mengharapkan akan terjadi penurunan suku bunga sebanyak dua-tiga kali pada tahun 2026.

“Memasuki periode penawaran umum IPO PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) yang banyak diminati investor, disinyalir juga mendorong terjadinya profit taking. Sebab, investor membutuhkan likuiditas untuk ikut serta dalam IPO tersebut,” ujarnya.

Herditya melihat, IHSG berpeluang menguat pada perdagangan Jumat (12/12) hari ini dengan support 8.591 dan resistance 8.669. Sentimen pergerakan IHSG hari akan cenderung rebound secara teknikal dan diperkirakan investor masih mencermati akan perkembangan geopolitik global.

Hari ini investor bisa mencermati saham BBKP dengan target harga Rp 79 – Rp 82 per saham, NICL Rp 1.175 – Rp 1.235 per saham, dan WIFI Rp 4.390 – Rp 4.530 per saham.

Baca Juga  IHSG Ditutup Melemah 5,25 Poin Bersandar di Level 8.611,78 Sore Ini

Alrich melihat, secara teknikal, MACD membentuk deadcross yang mengindikasikan potensi pelemahan indeks masih berlanjut. Sehingga, diperkirakan koreksi IHSG berpotensi berlanjut pada perdagangan besok dan menguji level support di rentang 8.550-8.600.

Selain itu, rupiah yang menguat pada level Rp16.665 per dolar AS di perdagangan Kamis (11/12), seiring dengan pelemahan indeks dolar AS.

Sementara itu, memanasnya bentrokan perbatasan antara Thailand dan Kamboja juga menjadi faktor negatif, karena berpotensi meningkatkan risiko geopolitik di kawasan ASEAN.

Selanjutnya investor juga akan menantikan pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada pekan depan (17/12/2025).

“Investor akan mencermati pergerakan rupiah, apakah akan mampu membuat Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga pada pertemuan terakhir di tahun ini,” ungkapnya.

Alrich pun menyarankan investor untuk memperhatikan saham SMGR, INTP, RATU, PYFA, dan PTRO untuk perdagangan hari ini.