Topikseru.com – Pada perdagangan 18 Desember 2025 harga bitcoin kembali mengalami tekanan setelah penurunan terbaru mendorong BTC mendekati batas bawah dari kisaran harganya saat ini. Pada saat penulisan, Bitcoin bertahan di atas level krusial $85.000.
Meskipun risiko penurunan masih ada, kepercayaan yang kuat dari para pemegang jangka panjang membantu mencegah koreksi yang lebih dalam. Investor jangka panjang tetap menjadi kekuatan penyeimbang dalam pasar.
Harga Bitcoin Turun 0,84% dalam Waktu 24 Jam
Pada 18 Desember 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level $86,678 atau setara dengan Rp1.450.209.773, mengalami koreksi 0,84% dalam 24 jam terakhir.
Sepanjang periode ini, BTC menyentuh level terendahnya di Rp1.430.593.224 dan harga tertingginya di Rp1.509.853.486.
Saat penulisan, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar Rp28.643 triliun, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir yang naik 8% menjadi Rp818,1 triliun.
Investor Bitcoin Tetap Optimistis
Menurut Rafael, salah satu pendiri Glassnode, kepemilikan Bitcoin oleh perusahaan publik terus meningkat meskipun harga BTC telah turun dari puncaknya di $125.000.
Tren ini menunjukkan bahwa pemegang institusional tidak melakukan aksi jual paksa secara masif.
Beberapa saham yang terhubung dengan Bitcoin diperdagangkan di bawah nilai aset bersih mereka (mNAV), namun akumulasi tetap berlangsung di neraca perusahaan.
Perilaku ini mencerminkan ketahanan dari investor besar yang tampaknya bersiap untuk pemulihan jangka panjang, bukan melakukan aksi keluar jangka pendek.
Tidak adanya aksi jual panik menunjukkan bahwa mereka masih percaya pada nilai jangka panjang Bitcoin.
Data on-chain juga menunjukkan adanya perubahan momentum makro. Rasio pasokan pemegang jangka pendek terhadap pemegang jangka panjang telah meningkat menjadi 18,4%.
Angka ini melampaui batas statistik atas sebesar 16,9%, menandakan meningkatnya pengaruh dari pelaku pasar jangka pendek.












