Jika perkiraan ini benar terjadi, ada potensi meningkatkan volatilitas saham dan mata uang di pasar global karena kemungkinan terjadinya pembalikan aliran dana investor di pasar global ke Jepang dalam jangka pendek.
Hal ini karena adanya strategi investor untuk meminjam dana dari mata uang berbunga rendah seperti yen Jepang untuk diinvestasikan ke mata uang yang menawarkan suku bunga lebih tinggi, atau dikenal dengan sebutan carry trade.
Kenaikan suku bunga Jepang berpotensi membuat investor yang melakukan carry trade tersebut menutup posisi pinjamannya sehingga akan meningkatkan volatilitas pasar global karena arus dana kembali ke Jepang.
“Namun diperkirakan dampak tersebut hanya jangka pendek,” tambah Valdy.
Untuk perdagangan Jumat (19/12/2025), Herditya memperkirakan IHSG masih berpotensi melanjutkan koreksi dengan level support di 8.588 dan resistance di 8.668.
“Pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh rilis data inflasi AS nanti malam dan juga akan adanya aksi profit taking jelang libur,” kata Herditya.
Dari sisi rekomendasi saham, Herditya menyarankan investor mencermati sejumlah saham, mulai dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan target harga Rp 5.200–Rp 5.325, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target harga Rp 1.290–Rp 1.345, dan PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) pada rentang harga Rp 585–Rp 605.
Sementara itu, Valdy menjagokan sejumlah saham seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) untuk perdagangan Jumat (19/12).












