Tidak kalah signifikan, harga cabai—yang kerap menjadi “momok” inflasi—juga mengalami penurunan tajam.
Cabai merah keriting turun Rp3.615 menjadi Rp53.754 per kilogram. Sementara cabai merah besar mencatat penurunan paling besar: Rp10.162, kini hanya Rp41.932 per kilogram.
Cabai rawit merah juga turun Rp4.093 menjadi Rp62.915 per kilogram. Penurunan ini patut diapresiasi karena cabai biasanya mengalami kenaikan tajam menjelang Natal dan Tahun Baru akibat lonjakan permintaan.
Daging Ayam dan Telur Lebih Terjangkau
Komoditas pangan hewani lainnya juga menunjukkan tren positif. Harga daging ayam ras turun Rp66 menjadi Rp40.196 per kilogram.
Lebih mencolok lagi, harga telur ayam ras turun signifikan sebesar Rp734, kini hanya Rp31.029 per kilogram. Penurunan ini akan sangat membantu keluarga menengah ke bawah yang mengandalkan telur sebagai sumber protein harian.
Selain itu, harga ikan tongkol turun Rp46 menjadi Rp35.695 per kilogram, sedangkan ikan bandeng turun Rp219 menjadi Rp35.694 per kilogram.
Bahkan, daging kerbau—baik yang beku impor maupun segar lokal—juga turun masing-masing Rp4.504 dan Rp5.909, sehingga masing-masing kini dihargai Rp102.075 dan Rp134.091 per kilogram.
Minyak Goreng dan Bahan Dapur Lain Ikut Turun
Komoditas pangan olahan seperti minyak goreng dan gula pasir juga turut mengalami penyesuaian ke bawah. Gula konsumsi turun Rp251 menjadi Rp17.848 per kilogram.
Minyak goreng kemasan turun Rp504 menjadi Rp20.445 per liter, sementara minyak goreng curah turun Rp495 menjadi Rp17.173 per liter.
Ini merupakan kabar menggembirakan mengingat minyak goreng adalah salah satu komponen utama dalam kebutuhan rumah tangga.
Tepung terigu, baik yang curah maupun kemasan, juga mengalami penurunan. Tepung terigu curah turun Rp441 menjadi Rp9.318 per kilogram, sedangkan versi kemasan turun Rp378 menjadi Rp12.635 per kilogram.
Bahkan, merek Minyakita—yang kerap diandalkan masyarakat kelas menengah—kini lebih terjangkau dengan harga Rp17.195 per liter, turun sebesar Rp414.
Pemerintah Dinilai Berhasil Stabilkan Harga Jelang Natal
Penurunan harga mayoritas komoditas pangan menjelang Natal ini dinilai sebagai buah kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan dan distribusi pangan nasional.
Langkah-langkah seperti operasi pasar, pengawasan distribusi, serta kerja sama dengan asosiasi produsen dan pedagang besar terbukti efektif mencegah gejolak harga yang biasa terjadi di masa-masa libur panjang.
“Masyarakat patut bersyukur karena tahun ini, menjelang Natal, kita tidak menghadapi kenaikan harga pangan yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa sistem logistik dan cadangan pangan nasional berjalan dengan baik,” ujar seorang analis kebijakan pangan dari lembaga riset independen.
Dengan kondisi ini, masyarakat diharapkan dapat merayakan Natal 2025 dengan lebih tenang dan nyaman, tanpa perlu khawatir harga sembako melambung.
Namun, pemerintah tetap diimbau untuk terus memantau pergerakan harga hingga perayaan Tahun Baru 2026 agar stabilitas pangan nasional tetap terjaga.












